top of page
Search

MQTT sebagai Protokol Internet of Things yang Unik!

Updated: May 19, 2021


Penerapan MQTT di Berbagai Sektor

Protokol MQTT adalah salah satu protokol yang biasa digunakan untuk komunikasi, seperti TCP, UDP, FTP, ICMP, HTTP, Protokol COAP, yang mana setiap protokolnya memiliki fungsi, teknologi, logika dan tujuan yang berbeda-beda sesuai kebutuhan. Nah, MQTT atau kependekan dari Message Queuing Telemetry Transport ini merupakan salah satu protokol komuniskasi yang biasa digunakan untuk Internet of Thing (IoT) menggunakan pesan berbasis penerbitan standar berlangganan ISO yang bekerja dalam Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP) yang tidak memiliki alamat khusus baik antara server ataupun dengan device yang lain.



Umumnya, 2 perangkat yang saling berkomunikasi itu pasti memiliki alamat di setiap perangkatnya masing-masing, seminimalnya Mac Address atau yang paling umum yaitu IP Address. Maksud dari kata tidak memiliki alamat khusus ini seperti halnya sebuah arduino, raspi, atau device lain yang tidak memiliki alamat khusus. Protokol MQTT ini mampu membuat protokol pengiriman data dengan bandwidth jaringan yang terbatas serta lebih struktural dan komprehensif. Pembuatan MQTT Protokol ini bertujuan agar mengefisiensi bandwith, mengirim pesan secepat mungkin, meminimalisir encoding dan decoding data serta membuat protokol yang dapat bekerja dengan energi dan media penyimpanan yan minim. Dari awal kemunculannya, MQTT Protokol ini memang dirancang khusus untuk komunikasi "machine to machine".


Pada tahun 1999, Protokol ini dirancang oleh Andy dari Standford, Clark dari IBM dan Arlen Nipper. MQTT Protokol awalnya dibuat untuk menghubungkan sistem telemetri jalur pipa minyak melalui satelit yang berada disuatu tempat yang jauh dan sulit terjangkau. Meskipun diawal kemunculannya MQTT didesain sebagai protokol yang bersifat proprietary, namun pada tahun 2010 telah dirilis dengan lisensi Royalty free dan juga pada tahun 2019 MQTT v5.0 menjadi official OASIS standard.


Keunikan dari protokol MQTT adalah menggunakan Publish Subscribe seperti pada sistem komunikasi utama pada Robot Operating System. Keunikan MQTT ini yang menjadi pembeda pada sistem komunikasi TCP/IP yang umumnya menggunakan konsep Request Response seperti pada HTTP.


Apa sih sebenarnya perbedaan antara MQTT Protokol dan HTTP?


Nah, pasti kita udah gak asing lagi sama HTTP karena sering kita gunakan. Contoh umumnya adalah URL pada browser, seperti kanal KMPedia yaitu “https://kmtech.id“. Protokol ini sering digunakan karena mudah untuk berhubungan dengan server serta bisa melakukan komunikasi 2 arah. Saat url di eksekusi maka response dari server dapat langsung diterima, dimana server tersebut bisa berupa plain text ataupun berformat JSON. Ketika berhubungan dengan Hardware yang tidak memiliki static IP, protokol ini tidak dapat digunakan. Sedangkan Protokol MQTT, seperti yang sebelumnya sudah dibahas yaitu sebuah protokol yang khusus dirancang untuk komunikasi “Machine to Machine” atau sederhananya untuk komunikasi dengan device atau mesin yang tidak memiliki alamat khusus. Protokol ini memiliki kemampuan publish dan subscribe sehingga dapat digunakan untuk komunikasi 2 arah baik antara server ataupun dengan device yang lain


Pusat komunikasi pada MQTT disebut Broker atau bisa juga disebut server. Broker ini berfungsi untuk memfilter pesan-pesan yang masuk dan mendistribusikannya kepada klien yang tertarik menerima pesan–pesan tersebut. Setiap Client dapat menjadi Publisher (pengirim pesan) ataupun Subscriber (penerima pesan). Data yang dikirim dapat berupa Topic dan Messege. Topic adalah suatu informasi yang terdapat di Broker sedangkan Messege adalah data yang kita kirim. Konsep seperti inilah yang dapat membuat solusi percakapan bisa dikembangkan dengan skala yang besar, karena tidak memerlukan ketergantungan antara data producers dan data consumers.


Model Publish/Subscribe

Salah satu studi kasusnya adalah suatu rancangan pembuatan sistem monitoring dan pengendali tanaman yang terintegrasi dengan sensor-sensor, protokol MQTT dan android. Mikrokontroler arduino nano sebagai client yang mem-publish data dari sensor yang diterima dikirimkan ke broker yang selanjutnya diteruskan ke MQTT panel sebagai subscriber. Pengendalian sensor dilakukan dengan MQTT panel sebagai client yang mem-publish sinyal 1 dan 0 berbentuk tombol saklar yang dikirimkan ke broker dan diteruskan ke mikrokontroler sebagai subscriber untuk mematikan atau menghidupkan keran solenoid valve. Terakhir, terdapat smartphone dengan sistem operasi android sebagai subscriber dan terhubung dengan broker. Dalam hal ini, Arduino nano mempublish pesan dan sensor sebagai topic. Broker menerima permintaan publikasi dari publisher, dan mendistribusikan topic sensor ke android.

Konsep MQTT Protokol (Desain Pribadi)

Publisher dan subscriber tidak harus berjalan pada waktu yang sama. Publisher bisa mem-publish sebuah message, baru kemudian, subscriber dijalankan belakangan. Operasi ini bersifat asinkronus, maksudnya, publisher tidak perlu menunggu sebuah message diterima oleh subscriber, untuk bisa melakukan pengiriman data berikutnya.


Baca juga:


Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda, Jika ada saran, kritik maupun pertanyaan silahkan kirim pesan ke:


PT. Karya Merapi Teknologi

contact@kmtech.id


Follow sosial media kami dan ambil bagian dalam berkarya untuk negeri!


Referensi :

bottom of page