Mengenal Jenis Resistor Tetap Variabel dalam Rangkaian Elektronika
- Atista Dwi zahra
- Oct 17
- 5 min read

Ganti foto yang lebih jelas dan bagus
Resistor tetap variabel dalam rangkaian elektronika resistor merupakan salah satu komponen elektronika yang paling sering dijumpai dalam berbagai perangkat elektronik. Sebagai komponen pasif, resistor memiliki fungsi utama untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian. Hampir setiap peralatan elektronika modern menggunakan resistor, mulai dari perangkat sederhana hingga sistem yang kompleks. Pemahaman tentang jenis-jenis resistor sangat penting bagi siapa saja yang berkecimpung dalam dunia elektronika.
Pengertian dan Fungsi Jenis Resistor Tetap Variabel
Resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam rangkaian elektronika. Dalam bahasa Indonesia, resistor sering disebut sebagai hambatan atau tahanan yang disingkat dengan huruf "R". Satuan hambatan atau resistansi resistor adalah OHM yang dilambangkan dengan simbol Ω, diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm, seorang fisikawan asal Jerman.
Fungsi utama resistor dalam rangkaian elektronika meliputi pembatasan arus listrik, pengaturan arus listrik, pembagian tegangan listrik, dan penurunan tegangan listrik. Resistor bekerja berdasarkan prinsip Hukum Ohm yang menyatakan hubungan antara tegangan, arus, dan resistansi. Semakin besar hambatan yang diberikan resistor, maka semakin kecil arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut, begitu pula sebaliknya.

Jenis-Jenis Resistor Tetap dan Karakteristiknya
Resistor tetap merupakan jenis resistor yang memiliki nilai resistansi tetap dan tidak dapat diubah. Nilai resistansi pada resistor tetap biasanya ditandai dengan kode warna atau kode angka yang tertera pada badannya. Berdasarkan bahan pembuatannya, resistor tetap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda. Carbon Composition Resistor dibuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikat untuk mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak kandungan karbon dalam komposisi, semakin rendah nilai resistansinya. Resistor jenis ini tersedia dengan nilai resistansi dari 1Ω hingga 200MΩ dengan daya berkisar antara 1/10W sampai 2W.
Carbon Film Resistor terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan pada substrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya bergantung pada proporsi karbon dan isolator dalam komposisinya. Keunggulan utama carbon film resistor adalah toleransi yang lebih rendah dan kepekaan terhadap suhu yang lebih baik dibandingkan carbon composition resistor. Resistor ini dapat beroperasi pada suhu antara -55°C hingga 155°C dengan nilai resistansi berkisar dari 1Ω sampai 10MΩ dan daya 1/6W hingga 5W.
Metal Film Resistor adalah jenis resistor yang dilapisi dengan film logam tipis pada substrat keramik yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar, dan ketebalan spiral logam tersebut. Secara keseluruhan, metal film resistor merupakan jenis yang terbaik di antara resistor tetap lainnya karena memiliki stabilitas dan presisi yang lebih tinggi. Wirewound Resistor atau resistor kawat lilit dibuat dengan melilitkan kawat resistif pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen untuk penyerapan panas. Resistor jenis ini dirancang khusus untuk aplikasi daya tinggi karena kemampuannya menyerap panas yang tinggi.
Jenis-Jenis Resistor Variabel dan Fungsinya
Resistor variabel adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat diubah dan disesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Berbeda dengan resistor tetap, resistor variabel memiliki rentang hambatan listrik dengan nilai minimum dan maksimum yang dapat dicapainya. Pengaturan nilai hambatan biasanya dilakukan dengan cara menggeser atau memutar kenop pada jalur resistensinya, sehingga dapat mengatur jumlah tegangan dan arus dalam rangkaian sesuai dengan Hukum Ohm. Potensiometer merupakan jenis resistor variabel yang nilai resistansinya dapat diubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah tuas.
Nilai resistansi potensiometer biasanya tertulis pada badannya dalam bentuk kode angka dan banyak digunakan dalam aplikasi pengaturan volume audio, pengaturan kecerahan layar, dan berbagai aplikasi yang memerlukan pengaturan manual. Rheostat adalah resistor variabel yang dapat beroperasi pada tegangan dan arus yang tinggi. Rheostat dibuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan nilai resistansinya dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid. Aplikasi rheostat umumnya ditemukan pada sistem kontrol motor listrik dan sistem penerangan yang memerlukan pengaturan daya besar.
Trimpot atau Trimmer Potensiometer adalah jenis resistor variabel yang berfungsi seperti potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak dilengkapi dengan tuas pengatur. Untuk mengatur nilai resistansinya, diperlukan alat bantu seperti obeng kecil untuk memutar porosnya dan biasanya digunakan untuk kalibrasi rangkaian yang tidak memerlukan penyesuaian secara berkala. Selain itu, terdapat juga LDR atau Light Dependent Resistor yang merupakan jenis resistor dengan nilai resistansi yang dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterimanya, serta Thermistor yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh suhu atau temperatur lingkungan.

Perbedaan Karakteristik Jenis Resistor Tetap Variabel
Perbedaan mendasar antara resistor tetap dan resistor variabel terletak pada kemampuan mengubah nilai resistansinya. Jenis resistor tetap variabel memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal simbol, nilai hambatan, dan aplikasinya. Resistor tetap digambarkan dengan simbol seperti gerigi dalam skema rangkaian, sedangkan resistor variabel digambarkan sebagai gerigi dengan tanda panah diagonal yang menunjukkan posisi penggeser untuk mengubah resistansi.
Pada resistor tetap, nilai hambatan merupakan identitas yang tidak dapat diubah dan dituliskan pada badannya, baik dalam bentuk angka langsung maupun kode warna. Nilai hambatan ini bersifat permanen dan stabil dalam berbagai kondisi operasi. Sebaliknya, resistor variabel memiliki nilai hambatan yang dapat disesuaikan dalam rentang tertentu sesuai kebutuhan rangkaian. Dari segi aplikasi, resistor tetap digunakan ketika diperlukan nilai hambatan yang spesifik dan konstan, seperti dalam rangkaian pembagi tegangan atau pembatas arus untuk komponen tertentu. Sementara itu, resistor variabel lebih cocok untuk aplikasi yang memerlukan penyesuaian seperti kontrol volume, pengaturan kecerahan, atau kalibrasi rangkaian.
Aplikasi Resistor dan Cara Memilih yang Tepat
Resistor memiliki berbagai aplikasi penting dalam rangkaian elektronika modern. Salah satu aplikasi fundamental adalah sebagai pembatas arus untuk melindungi komponen sensitif seperti LED dari arus berlebih yang dapat menyebabkan kerusakan. Dalam rangkaian penguat operasional atau Op-Amp, resistor berperan penting dalam menentukan tingkat penguatan sinyal dengan mengatur rasio penguatan tegangan. Aplikasi lain adalah untuk impedance matching yang bertujuan memastikan bahwa impedansi dalam suatu rangkaian sesuai agar sinyal dapat ditransfer dengan efisiensi maksimal, seperti dalam sistem antena radio atau sistem audio.
Dalam sistem otomotif, resistor digunakan pada berbagai komponen seperti pengaturan suhu AC mobil dan sistem penerangan otomatis yang menggunakan sensor cahaya. Resistor juga berperan dalam CPU komputer untuk mengontrol aliran arus saat re-booting yang memiliki lonjakan tegangan tinggi, mencegah kerusakan pada komponen. Pemilihan resistor yang tepat sangat penting untuk memastikan rangkaian elektronika bekerja dengan optimal dan aman. Pertimbangan pertama adalah menentukan nilai resistansi yang dibutuhkan berdasarkan perhitungan menggunakan Hukum Ohm. Daya resistor juga merupakan faktor kritis yang harus diperhatikan, dengan rating daya umum seperti 1/8W, 1/4W, 1/2W, 1W, dan 2W.
Sebagai aturan umum, pilih resistor dengan rating daya minimal dua kali lipat dari daya yang akan didisipasi untuk memberikan margin keamanan. Toleransi resistor menunjukkan seberapa akurat nilai resistansi aktual terhadap nilai nominalnya. Untuk aplikasi yang memerlukan presisi tinggi seperti instrumen pengukuran atau rangkaian audio kelas atas, gunakan resistor dengan toleransi rendah seperti 1% atau bahkan 0.1%. Untuk aplikasi umum, resistor dengan toleransi 5% atau 10% biasanya sudah memadai. Faktor lingkungan operasi juga perlu dipertimbangkan, seperti memilih metal film resistor untuk kondisi suhu yang bervariasi atau wirewound resistor untuk aplikasi daya tinggi dengan panas yang signifikan. Semoga bermanfaat dan selamat berkarya!
PT. Karya Merapi Teknologi
Follow sosial media kami dan ambil bagian dalam berkarya untuk negeri!
Instagram: https://www.instagram.com/kmtek.indonesia/
Facebook: https://www.facebook.com/kmtech.id
LinkedIn: https://www.linkedin.com/company/kmtek
Sumber:




Comments