Secara umum, unggas dapat tumbuh optimal pada suhu ruangan, yaitu 23°- 24°C. Unggas rentan mengalami stres ketika terjadi perubahan suhu udara yang ekstrem maupun suhu udara terlalu tinggi. Oleh karena itu, pihak peternakan unggas umumnya memasang alat pengukur suhu ruangan berupa termometer dinding. Walaupun demikian, pemantauan suhu udara tidak bisa dilakukan setiap saat (realtime) sehingga ketika terjadi perubahan suhu yang ekstrem, penanganan yang dilakukan belum bisa efektif dan efisien. Maka, penerapan teknologi dapat menjadi salah satu opsi untuk menghadapi tantangan ini.
Virtual IoT Workshop
Pada hari Kamis, 5 Agustus 2021, Fakultas Peternakan UGM berkolaborasi dengan tim KMTek dan Broiler X untuk menyelenggarakan virtual workshop IoT dengan topik Smart Poultry Farming. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan kampus merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 100 mahasiswa dari berbagai latar belakang, khususnya peternakan dan teknik. Workshop dibuka oleh pihak Dekanat Fakultas Peternakan UGM. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Galuh Adi Insani selaku dosen fakultas peternakan UGM, Jati Kukuh selaku CEO Broiler X, dan dilanjutkan dengan demo membangun prototipe perangkat IoT bersama Yutiman selaku Engineer KMTek.
Demo Mappi32 untuk Smart Poultry Farming
Demo dimulai dengan penyampaian salah satu studi kasus kebutuhan monitoring suhu untuk di kandang ternak unggas. Tahap selanjutnya adalah persiapan alat praktik, yaitu board Mappi32, shield GSM, kartu IoT M2M, serta sensor suhu-kelembaban udara SHT35. Kemudian, alat tersebut dirangkai dan diprogram menggunakan software Arduino IDE. Data suhu udara ditampilkan dalam bentuk derajat celcius menggunakan ThingSpeak untuk versi PC dan ThingView untuk versi smartphone. Terakhir, perangkat dibawa menuju ke lokasi kandang unggas untuk bisa dilakukan pemantauan suhu secara realtime dari kantor via PC dan smartphone.
Perlu diingat bahwa perangkat yang didemokan dalam event ini merupakan perangkat tingkat prototipe. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tahap implementasi dan dapat menimbulkan tambahan usaha dan biaya. Diantaranya adalah penggunaan box waterproof untuk keamanan alat dari debu atau embun, solar panel jika tidak ada jaringan listrik, ketersediaan koneksi internet di site, hingga kelas sensor yang sesuai kebutuhan. Pada tahap pengembangan selanjutnya, perangkat IoT dapat diintegrasikan dengan sistem kendali maupun semi otomasi. Misalnya untuk menghidupkan wall fan saat suhu kandang terlalu tinggi dan mematikannya saat suhu udara kembali normal.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda, Jika ada saran, kritik maupun pertanyaan silahkan kirim pesan ke:
PT. Karya Merapi Teknologi
contact@kmtech.id
Follow sosial media kami dan ambil bagian dalam berkarya untuk negeri!
Instagram: https://www.instagram.com/kmtek.indonesia/
Facebook: https://www.facebook.com/kmtech.id
LinkedIn: https://www.linkedin.com/company/kmtek