google-site-verification=1ObxJ_jlSGXSRxJRbYA-mn40FodIBT944tWRxFYGdnQ
top of page
Search

Mengenal Database dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari


Gambar:  Ruang server data center dengan pencahayaan biru.
Sumber: dibimbing.id

Dalam era digital saat ini, hampir semua proses bisnis dan pengembangan aplikasi bergantung pada sistem penyimpanan data yang terstruktur dan efisien. Database menjadi komponen fundamental yang memungkinkan organisasi untuk menyimpan, mengelola, dan mengakses informasi dengan cepat dan akurat. Dari aplikasi perbankan hingga media sosial, database berperan penting dalam memastikan data tersedia ketika dibutuhkan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian database, jenis-jenisnya, serta bagaimana sistem ini diterapkan dalam berbagai konteks aplikasi modern.


Pengertian Database dan Sistem Manajemen Database

Database atau basis data adalah sekumpulan data yang disimpan secara terstruktur dan sistematis, yang dapat diakses, dikelola, dan diperbarui dengan mudah. Untuk mengelola database, diperlukan sebuah sistem yang disebut Database Management System (DBMS). DBMS adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mengatur, memelihara, dan memanipulasi data dalam sebuah database.


Sistem manajemen database memfasilitasi berbagai operasi penting seperti mengelola akses database, menjalankan query SQL, menulis data ke dalam database, memperbarui database, dan menghapus data yang tidak diperlukan. Dengan DBMS, pengguna dapat berinteraksi dengan data tanpa perlu memahami kompleksitas teknis penyimpanan fisik data tersebut.


Salah satu jenis DBMS yang paling populer adalah Relational Database Management System (RDBMS). RDBMS menggunakan model data relasional di mana data disusun dalam bentuk tabel yang terdiri dari baris dan kolom. Setiap tabel memiliki hubungan yang terdefinisi dengan tabel lain melalui kunci utama dan kunci asing, memungkinkan integrasi data yang efisien tanpa duplikasi informasi.


Jenis Database: Relasional VS Non-Relasional

Dalam dunia database, terdapat dua tipe utama yang masing-masing memiliki karakteristik, kelebihan, dan kasus penggunaan yang berbeda.


  1. Database Relasional (RDBMS)

Database relasional menggunakan tabel untuk menyimpan data dengan hubungan antar tabel yang terdefinisi secara jelas. Struktur data dalam RDBMS berbasis tabel dengan rows dan columns, di mana data tersusun dalam bentuk matriks dua dimensi. Setiap baris merepresentasikan satu record dan setiap kolom merepresentasikan atribut dari data tersebut. Contoh populer dari database relasional meliputi MySQL, PostgreSQL, dan Oracle. Database jenis ini harus mengikuti skema yang ketat dan struktur yang telah ditentukan sebelumnya.


Sebelum memasukkan data, database relasional memerlukan desain skema yang cermat, sehingga sangat cocok untuk aplikasi yang memiliki data terstruktur dan konsisten seperti aplikasi perbankan atau sistem ERP. Sebagai ilustrasi, dalam sistem perbankan, tabel "Nasabah" mungkin berisi kolom seperti ID_Nasabah, Nama, Alamat, dan Nomor_Telepon. Data di tabel ini dapat dihubungkan ke tabel lain seperti "Transaksi" menggunakan kunci ID_Nasabah, memastikan integritas dan konsistensi data.


  1. Database Non-Relasional (NoSQL)

Berbeda dengan database relasional, database non-relasional atau NoSQL tidak menggunakan tabel untuk menyimpan data. Sebaliknya, NoSQL menggunakan format data yang lebih fleksibel seperti dokumen (JSON atau BSON), graf, key-value, atau kolom lebar. Setiap tipe struktur ini memiliki cara penyimpanan dan akses data yang berbeda sesuai dengan kebutuhan data yang tidak dapat diatur dalam tabel tradisional. Database non-relasional sangat berguna untuk data yang tidak terstruktur atau memiliki struktur yang berubah-ubah. Contoh populer dari NoSQL adalah MongoDB, Cassandra, dan Redis.

NoSQL lebih fleksibel dan tidak memerlukan skema tetap untuk memasukkan data, sehingga ideal untuk aplikasi yang datanya dapat berkembang atau memiliki struktur yang beragam, seperti aplikasi media sosial atau e-commerce. Dalam aplikasi media sosial, misalnya, pengguna dapat memiliki data profil yang berbeda-beda. Menggunakan MongoDB, setiap profil pengguna bisa disimpan sebagai dokumen JSON dengan atribut berbeda profil satu memiliki Nama, Usia, dan Hobi, sementara profil lain memiliki Nama, Usia, dan Pekerjaan tanpa memerlukan perubahan struktur database secara keseluruhan.


Gambar: Diagram skema database relasional dengan tabel dan kolom.
Sumber: quest.com

Mengenal MySQL dan SQLite dalam Pengelolaan Database

Ketika berbicara tentang RDBMS, MySQL dan SQLite adalah dua nama yang sering muncul sebagai pilihan populer, terutama dalam pengembangan aplikasi web dan mobile. Meskipun keduanya merupakan database relasional open-source, terdapat perbedaan mendasar yang perlu dipahami. MySQL adalah proyek open-source yang dimiliki oleh Oracle dan membutuhkan server untuk dapat berjalan. MySQL menggunakan arsitektur klien-server untuk berinteraksi melalui jaringan, menjadikannya ideal untuk aplikasi yang memerlukan akses multi-user dan sistem terdistribusi.


MySQL mendukung berbagai tipe data yang sangat lengkap dan memiliki sistem manajemen user yang kuat dengan fitur keamanan bawaan seperti otentikasi username, password, dan SSH. Dalam hal skalabilitas, MySQL mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat menangani database yang lebih besar tanpa masalah signifikan. Sebaliknya, SQLite adalah database tanpa server dan berdiri sendiri yang juga disebut sebagai embedded database karena mesin database berjalan sebagai bagian dari aplikasi itu sendiri. SQLite langsung menyimpan informasi dalam satu file, membuatnya sangat portable dan mudah disalin tanpa konfigurasi yang kompleks.


SQLite mendukung tipe data yang lebih sederhana seperti Blob, Integer, Null, Text, dan Real. Meskipun lebih terbatas, kesederhanaan ini membuat SQLite sangat efisien untuk aplikasi standalone kecil yang tidak memerlukan kompleksitas tinggi. Pemilihan antara MySQL dan SQLite sangat bergantung pada kebutuhan proyek. SQLite cocok untuk aplikasi kecil, pengujian dasar, dan situasi yang memerlukan portabilitas tinggi. Sementara MySQL lebih tepat untuk aplikasi berbasis web dengan banyak pengguna, sistem yang membutuhkan keamanan tinggi, dan proyek yang memerlukan skalabilitas untuk pertumbuhan jangka panjang.


Konsep CRUD dalam Operasi Database

CRUD adalah singkatan dari Create, Read, Update, dan Delete empat operasi dasar yang merupakan fondasi dari pengelolaan data dalam sistem database. Konsep ini universal dan diterapkan di hampir semua sistem database modern, baik relasional maupun non-relasional. Operasi Create digunakan untuk menambahkan data baru ke dalam database menggunakan perintah INSERT dalam SQL.


Ketika pengguna baru mendaftar di sebuah aplikasi, informasi mereka akan ditambahkan ke tabel pengguna melalui operasi ini. Operasi Read memungkinkan pengambilan data yang ada menggunakan perintah SELECT, yang merupakan operasi paling sering dilakukan karena aplikasi secara terus-menerus perlu mengakses data untuk ditampilkan atau diproses.


Operasi Update memodifikasi data yang sudah ada menggunakan perintah UPDATE, seperti ketika pengguna mengubah informasi profil mereka. Sedangkan operasi Delete menghapus data yang tidak diperlukan menggunakan perintah DELETE, namun harus dilakukan dengan hati-hati karena data yang dihapus umumnya tidak dapat dikembalikan tanpa backup. Fungsi-fungsi CRUD ini membentuk dasar dari sistem yang terorganisir dengan baik dan RDBMS dirancang khusus untuk menangani operasi ini dengan efisien, bahkan untuk data berukuran besar dengan banyak pengguna.


Hubungan Database dengan Aplikasi Modern

Database adalah jantung dari hampir semua aplikasi modern, baik itu aplikasi web, mobile, maupun desktop. Tanpa database, aplikasi tidak akan dapat menyimpan informasi pengguna, transaksi, atau data lain yang diperlukan untuk beroperasi dengan baik. Aplikasi web seperti e-commerce, media sosial, atau sistem manajemen konten sangat bergantung pada database untuk mengelola berbagai jenis informasi. Dalam sistem e-commerce misalnya, database relasional mengelola informasi produk, pelanggan, pesanan, hingga inventaris yang saling terhubung melalui foreign key.


Ketika pelanggan membuat pesanan, sistem dapat dengan mudah menghubungkan informasi tersebut dengan data pelanggan dan produk melalui relasi antar-tabel menggunakan query SQL dengan perintah JOIN. Aplikasi mobile juga memanfaatkan database, baik yang tersimpan lokal di perangkat seperti SQLite maupun yang terkoneksi dengan server cloud seperti Firebase atau MySQL. Database lokal memungkinkan aplikasi untuk bekerja offline dan menyinkronkan data ketika koneksi internet tersedia, memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.


Koneksi antara database dan aplikasi biasanya dilakukan melalui backend atau server-side programming menggunakan bahasa seperti PHP, Python, Node.js, atau Java. Backend bertanggung jawab untuk menerima permintaan dari aplikasi, menjalankan query ke database, dan mengirimkan hasil kembali ke aplikasi. Proses ini melibatkan manipulasi data dan pemrosesan transaksi yang memastikan data tetap konsisten, aman, dan dapat diakses dengan cepat bahkan ketika menangani ribuan atau jutaan permintaan secara bersamaan.


Memilih Database yang Tepat untuk Kebutuhan

Database merupakan komponen esensial dalam ekosistem teknologi informasi modern yang tidak bisa diabaikan. Dari pembahasan di atas, kita dapat memahami bahwa tidak ada solusi database yang "paling baik" secara universal yang ada adalah database yang paling tepat untuk kebutuhan spesifik Anda. Jika Anda mengembangkan aplikasi perbankan atau sistem ERP yang memerlukan konsistensi data tinggi dan relasi yang kompleks, database relasional seperti MySQL atau PostgreSQL adalah pilihan yang tepat. Sebaliknya, jika Anda membangun aplikasi media sosial atau e-commerce yang memerlukan fleksibilitas struktur data dan skalabilitas horizontal, database non-relasional seperti MongoDB bisa menjadi solusi yang lebih efisien.


Untuk proyek-proyek kecil, aplikasi mobile, atau prototype yang memerlukan kesederhanaan dan portabilitas tinggi, SQLite menawarkan kemudahan implementasi tanpa perlu konfigurasi server yang rumit. Namun ketika aplikasi Anda berkembang dan membutuhkan akses multi-user dengan keamanan yang kuat, migrasi ke MySQL atau sistem database yang lebih robust menjadi langkah yang bijaksana. Pemahaman tentang konsep CRUD juga menunjukkan bahwa terlepas dari jenis database yang dipilih, operasi dasar pengelolaan data tetap konsisten dan universal.


Kunci keberhasilan terletak pada pemahaman mendalam tentang kebutuhan aplikasi Anda, volume data yang akan dikelola, jumlah pengguna yang akan mengakses sistem, serta rencana pertumbuhan jangka panjang. Dengan memilih database yang tepat dan memahami cara mengintegrasikannya dengan aplikasi, Anda tidak hanya memastikan pengelolaan data yang efisien dan aman, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk skalabilitas dan inovasi di masa depan. Dalam era digital ini, keputusan yang Anda ambil dalam memilih dan mengelola database akan sangat menentukan kesuksesan dan keberlanjutan solusi teknologi yang Anda kembangkan. Semoga bermanfaat dan selamat berkarya!


PT. Karya Merapi Teknologi

 

Follow sosial media kami dan ambil bagian dalam berkarya untuk negeri!


Sumber:

Comments


Kami fokus dalam mendukung IoT Enthusiast untuk berkarya dan menghasilkan solusi teknologi, dari dan untuk negeri. Dalam perjalanannya, kami percaya bahwa kolaborasi menjadi kunci dalam menghasilkan karya yang bermanfaat bagi bangsa.

Phone: +62 813-9666-9556

Email: contact@kmtech.id

Location: Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55752

RESOURCES

  • YouTube
  • Instagram
  • Facebook
  • LinkedIn

© 2023 by KMTek

bottom of page