Tahun 2024, inovasi teknologi semakin menjamur dimana-mana. Grafik penggunaan internet yang semakin naik menunjukkan bahwa manusia pada abad ini sudah terbiasa dengan adanya teknologi di lingkungan sekitar, contoh nyatanya adalah ponsel genggam. Mulai dari implementasi yang paling sederhana, teknologi kian bergerak menjangkau seluruh elemen dalam lehidupan manusia. Baik itu pekerjaan, aktivitas sehari-hari yang sedikit banyaknya mengubah interkasi manusia. Teknologi yang turut mengalami perkembangan adalah Internet of Things. Ketersediaan perangkat IoT telah tersedia dimana-mana yang siap membantu dalam berbagai bidang di industri, misalnya pertanian, peternakan, dan lain sebagainya. Bahkan, sesederhana menghidupkan dan mematikan lampu saja, teknologi IoT responsif dalam memberikan cara efisien. Bayangkan, hanya dengan memerlukan koneksi internet saja, kamu sudah dapat terhubungke suatu perangkat canggih berbasis IoT. Sebelum berkelana lebih jauh, kamu dapat mencoba untuk memahami salah satu kmponenkunci dari teknologi Internet of Things, yakni mikrokontroler. Lantas seperti apa mikrokontroler itu? Simak bacaan berikut ini
Apa Itu Mikrokontroler dalam Internet of Things?
Mikrokontroler merupakan suatu sirkuit terpadu yang memiliki fitur prosesor, memori, periferal input atau output (I/O) yang menjadikan mikrokontroler ini perangkat kunci dari beroperasinya suatu perangkat teknologi canggih berbasis IoT atau Internet of Things. Dalam implementasinya, suatu perangkat IoT menjadikan mikrokontroler sebagai otak untuk mejalanka berbagai fungsi. Mikrokontroler digunakan untuk berinteraksi baik itu sebagai input ataupun output dalamperangkat IoT. Interkasi tersebut dapat berupa penerimaan data atau inormasi dari perangkat keras lainnya contohnya adalah sensor. Sensor yang bertugas memonitoring keadaan lingkungan sekitar akan mengirimkan hasil dari monitoringnya ke mikrokontroler untuk diproses dan dijadikan output atau keluaran. Selain itu, mikrokontroler juga bertanggung jawab atas pengolahan coding atau kode program yang dikirimkan dari laptop atau device.
Peran Mikrokontroler dalam Internet of Things
Mikrokontroler dalam perangkat Internet of Things mengambil peran sebagai operator integrasi seluruh perangkat yang terkoneksi untuk dapat salaing berkomunikasi satu sama lain. Dalam hal ini, mikrokontroler memastikan seluruh fungsi dalam suatu perangkatbrfungsi dengan baik untuk menghaslkan output yang memiliki akurasi tinggi. Mulai dari uploading kode program menuju mikrokontroler, kode program tersebut akan ‘disebarkan’ sesuai kebutuhan masing-masing perangkat. Dari mengambil peran ini, mikrokontroler juga menjadi ujung tombak agar perangkat IoT dapat terkoneksi dengan jaringan, contohnya Wi-Fi, Bluetooth, dan LoRa.
Selain itu, mikrokontroler juga diberikan tanggung jawab untuk mengontrol seluruh perangkat keras dari projek IoT tersebut, contohnya dengan sensor maupun aktuator. Melalui perintah dari kode progrma yang telah diupload,sensor dan aktuator akan berfungsi dengan bantuan mikrokontroler. Sensor akan merekam, memonitoring, memantau kondisi lingkungan sekitar sesuai dengan job desk masing-masing sesuai dengan instruksi mikrokontroler dan kode program. Selanjutnya, mikrokontroler digunakan sebagai perangkat untuk menghemat atau efisiensi pada dsya. Mikrokontroler memastikan seluruh perangkat mendapatkan daya cukup dan tidak berlebihan. Ini akan membuktikan lama waktu perangkat dapat pertahan selama proses penggunaan.
Rekomendasi Mikrokontroler
1. Arduino
Arduino merupakan salah satu mikrokontroler yang paling sering digunakan dalam dunia IoT. Pelajar maupun develop ahli Internet of Things pastii sudah tidak asing dengan mikrokontroler satu ini. Sekilas sejarah tentang Arduino, dilansir dari Wikipedia, Arduino diciptakan pertama kali tahun 2005 oleh Hernando Barragam, di Institut Ivrea, Italia, Pada awalnya, Arduino dinamai dengan ‘Arduinof Ivrea’. Namun dengan beberapa hal pertimbangan, diganti menjadi Arduino yang memiliki arti teman dekat yang berani. Arduino merupakan mikrokontroler dengan banyak jenis, beberapa diantaranya yakni Arduino Uno, ini merupakn mikrokontroler yang sangat sering untuk digunakan. Selanjutnya, ada Arduino Due, Arduino Leonardo, dan Arduino Nano. Sebenarnya, masih banyak jenis Arduino yang belum disebutkan yang tentunya memiliki kelebihannya masing-masing. Mikrokontroler jenis Arduin Uno cukup banyak direkomendasikan sebagai perangkat keras pembelajaran awal untuk memulai project sederhana IoT.
2. NodeMCU ESP8266
NodeMCU ESP8266 merupakan papan sirkuit hasil dari pengembangan dua teknologi yakni papan pengembangan NodeMCU dan chip mikrokontroler ESP8266. Mikrokontroler NodeMCU ESP8266 ini memberikan beberapa penawaran menarik dalam pengalaman penggunaan untuk project-project IoT. Sebenarnya, NODEMCU ESP8266 ini memiliki beberapa fungsi yang hampir sama dengan mikrokontroler Arduino. Namun, NODEMCUESP98266 telah dilengkapi dengan module Wi-Fi. Untuk pengelolaan kodenya sendiri, NODEMCU ESP8266 ini dapat diprogram menggunakan aplikasi software Arduino IDE dengan catatan telah mendownload library NodeMCU terlebih dahulu. Dengan kelebihan berupa fitur Wi-Fi, ini akan memudahkan kamu dalam pengembangan project-project IoT ke depannya.
3. ESP32
Dilansir dari laman resmi Wikipedia, ESP32 merupakan mikrokontroler sistem berbiaya rendah dan berdaya rendah dengan Wi-Fi terintegrasi dan Bluetooth mode ganda. ESP32 ini dibuat oleh Espressif Systems yang berpusat di Shanghai, China dan pertama kali muncul dipermukaan sekitar tahun 2016. Sesuai yang sudah disebutkan, dengan keunggulan konektivitas terhadap Wi-Fi dan Bluetooth, kemunculan ESP32 cukup menjadi perhatian dan mendapatkan atensi yang lumayan dari pada penggiat IoT. ESP32 ini memiliki penggemar yang cukup banyak dan dari sini, terciptalah komunitas-komunitas besar untuk menampung para penggiat IoT yang ingin mengembangkan project IoT mereka dengan kecanggihan mikrokontroler ESP32. Kemampuan untuk terkoneksi dengan jaringan Wi-Fi dan Bluetooth, membuat ESP32 dapat dijadikan otak dari beragam peoject IoT, contohnya Smart Home, Smart Farming, dan Kartu Jaringan Wi-Fi serta Bluetooth. Mikrokontroler ESP32 memiliki beberapa varian atau jenis, tiga diantaranya adalah ESP-DOWD-V3, ESP-DOWNDR2-V3, ESP32-U4WDH, dan masih banyak yang lainnya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mikrokonroler mengambil peran penting dalam peroperasian perangkat Internet of Things. Mikrokontroler yang merupakan otak dari perangkat IoT, membuat hardware lain yang terhubung dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi sesuai dengan perintah kode program yang disalurkan melalui mikrokontroler. Dengan pilihan yang bermacam-macam, penggiat IoT, apalagi pemula, mendapatkan ruang lebih luas untuk terus bereksperimen dengan berbagai macam mikrokontroler yang ada. Nah, seperti itulah penjelasan mengenai apa itu mikrokontroler mulai dari definisi, peran, dan rekomendasi mikrokontroler. Semoga bermanfaat dan selamat berkarya!
PT. Karya Merapi Teknologi
Follow sosial media kami dan ambil bagian dalam berkarya untuk negeri!
Youtube : https://youtube.com/@KMTekIndonesia
Instagram : https://instagram.com/kmtek.indonesia
Facebook : https://www.facebook.com/kmtech.id
LinkedIn : https://www.linkedin.com/company/kmtek
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Arduino#:~:text=6%20Pranala%20luar-,Sejarah%20Singkat,Italia%20berarti%20teman%20yang%20berani.
#mikrokontroler #peranmikrokontroler #teknologi #InternetofThings #IoT #Arduino #arduinouno #nodemcu #NodeMCUESP8266 #ESP32 #definisimikrokontroler #opensurce #chip #program #kodeprogram #coding #library #KMTek #KaryaMerapiTeknologi
Comments