Sumber : Pixabay
Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa, dengan segala keindahannya dan keunikan budaya di dalamnya. Indonesia adalah negara kepulauan yang penuh dengan keanekaragaman hayati. Selain itu, kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat banyak dan bermacam-macam sehingga diperlukan sistem pemanfaatan yang tepat guna. Tentunya banyak resiko yang harus dihadapi dalam mengelola sumber daya alam Indonesia, seperti penggunaan teknologi yang tepat, penempatan yang aman, serta pemanfaatan yang tidak berlebihan adalah beberapa contoh penanganan yang harus diterapkan. Namun, bagaimana dengan bencana yang tidak dapat direncanakan? Bagaimana mengantisipasi ancaman lingkungan yang bisa sewaktu-waktu menimpa tempat tinggal atau lahan yang kita miliki? Yuk, kita pelajari smart controlling system menggunakan teknologi LoRaWAN yang cocok untuk lingkungan demografi dan topografi Indonesia!
Kaitan Smart Controlling System dengan Internet of Things
Sumber : Pixabay
Smart controlling system sering kali ditemukan untuk mengontrol keadaan lapangan dari suatu lahan pertanian. Teknologi internet of things membantu manusia untuk melihat ancaman-ancaman yang mungkin terjadi di lahan. Sebagai contoh, pada penanganan penjagaan suhu dan kelembapan untuk suatu komoditi maka IoT akan memberi peringatan kepada user jika terdapat ketidaksesuaian yang terjadi di lapangan sehingga user dapat mengantisipasi kerusakan yang fatal. Pemanfaatan smart controlling system tentu sangat menguntungkan bagi kehidupan manusia, terutama untuk menjaga kondisi tanaman tetap optimal dan tidak ada gangguan yang mampu merusak produktivitas lahan pertanian. Lalu, bagaimana dengan smart controlling system untuk hama serangga di lahan pertanian? Apakah dapat diaplikasikan?
Smart Controlling System untuk Hama Serangga
Serangga merupakan hama yang sangat meresahkan petani karena dapat menimbulkan kerugian besar dan mengurangi pendapatan petani. Cara tradisional seringkali dipilih karena pengetahuan mereka terbatas dan mengikuti saran yang terkesan turun menurun. Maka dari itu, diperlukan teknologi terpadu untuk memudahkan petani dalam menjaga lahan pertanian sekaligus menaikkan pendapatannya. Salah satunya adalah menggunakan smart controlling system untuk meminimalisir serangan dari hama serangga di sawah. Serangga merupakan jenis hewan yang memiliki ketertarikan terhadap cahaya. Di sisi lain, populasi serangga dapat dikendalikan dengan teknologi sonar untuk membunuh mereka secara perlahan. Dalam penanganannya, diperlukan informasi atau data tentang keberadaan dan jumlah populasi dari serangga tersebut sehingga dapat memberikan komposisi yang tepat untuk mengurangi dampak keberadaannya di lahan pertanian. Jika dilihat dari waktu perkembangbiakkan, kebanyakan serangga akan banyak melakukan perkembangbiakkan pada kondisi dingin dan kelembaban yang tinggi sehingga hal ini dapat diantisipasi menggunakan alat pendeteksi suhu yang disambungkan pada internet of things.
Sistem Penanganan Hama Serangga dengan IoT dan LoRaWAN
Terdapat beberapa mekanisme dan sistem yang dapat digunakan untuk menangani hama serangga di sekitar lahan sawah. Sistem yang pertama menggunakan cahaya dan sistem yang kedua adalah dengan alat pendeteksi kelembaban yang dilengkapi dengan sistem sonar. Namun, dalam artikel kali ini fokus yang akan dibahas adalah penggunaan pendeteksi kelembaban udara dan sistem sonar. Protokol LoRaWAN dapat diaplikasikan pada lahan pertanian yang luas sehingga tidak masalah jika tidak ada koneksi internet. Pembahasan mengenai detail Protokol LoRaWAN dapat di baca di Teknologi LoRa dan Protokol LoRaWan .
Mikrokontroler yang digunakan adalah Mappi32 dengan protokol LoRaWAN dan pesan masuk akan dikirimkan melalui aplikasi Telegram dan Whatsapp. Pada kasus lahan yang luas, tahapannya adalah sebagai berikut :
Mappi32 membaca dan menangkap data suhu dan kelembapan di lingkungan lahan pertanian
Data dikirimkan oleh LoRa melalui protokol LoRaWAN kepada LoRaWAN pusat
Setelah data diterima oleh LoRaWAN pusat, selanjutnya data akan dikirimkan ke penyimpanan cloud dan di program untuk diolah sehingga menjadi data sekunder.
Jika data sudah diolah maka data akan disimpan pada database
Jika user sedang online, maka data akan dikirimkan melalui aplikasi Telegram atau Whatsapp
Selanjutnya, program akan dengan otomatis mengaktifkan sistem sonar dengan frekuensi > 40 kHz.
Frekuensi ini akan mengganggu sistem komunikasi serangga dan menimbulkan reaksi gerak pasif yang membuat serangga tersebut mati
Jika sudah dirasa cukup maka sistem sonar dapat dimatikan.
Lalu, Bagaimana dengan Tingkat Keefektifannya?
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Ratnawati dan Setiadi (2020), sistem sonar ini mampu mengendalikan populasi hama serangga pada kondisi lingkungan yang sesuai dengan perkembangbiakkan serangga. Sawah tidak menunjukkan gejala terserang hama dengan pandangan kasat mata, yang mana daun tetap hijau dan bulir tidak kosong. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa teknologi ini efektif untuk diaplikasikan di lapangan. Namun, perlu diingat bahwa pengaplikasian dari teknologi ini harus dilakukan secara efektif dan efisien karena serangga memiliki pertahanan untuk selalu berdaptasi dengan lingkungan yang baru.
Baca Juga :
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda, Jika ada saran, kritik maupun pertanyaan silahkan kirim pesan ke:
PT. Karya Merapi Teknologi
contact@kmtech.id
Follow sosial media kami dan ambil bagian dalam berkarya untuk negeri!
Instagram: https://www.instagram.com/kmtek.indonesia/
Facebook: https://www.facebook.com/kmtech.id
LinkedIn: https://www.linkedin.com/company/kmtek
Referensi :
Ratnawati, D., & Setiadi, B. R. (2019). Techno-Pest Control Berbasis IoT untuk Proteksi Tanaman Padi. Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin, 4(2), 129-133.
Riyanto, M. F. (2021). Sistem Informasi Perangkap Hama Serangga Dan Kondisi Perairan Di Persawahan Berbasis Internet Of Things (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik).
Comments